JAKARTA, KOMPAS.com — Asuransi Jiwa Bakrie (Bakrie Life) agaknya harus belajar kepada merpati, yang tak pernah ingkar janji. Maklum, kebiasaan menunggak pembayaran cicilan dana nasabah produk asuransi berbalut investasi Diamond Investa tampaknya sudah akut.
Yang terbaru, Bakrie Life belum juga membayar cicilan pokok ketiga (per September 2010) dan bunga sejak Juli hingga Oktober 2010. "Bakrie Life selalu terlambat bayar," keluh Anggota Tim Penyelamatan dan Pengembalian Dana Nasabah (TP2DN) Bakrie Life, Freddy Koeshariono, Selasa (16/
11/2010).
Cicilan ketiga atau per September 2010 sebesar 6,25 persen dari dana setiap nasabah Danamond Investa. Ditambah bunga Juli hingga Oktober, diperkirakan total tunggakan Bakrie Life Rp 33 miliar.
Sebelumnya, pertengahan Oktober 2010, Bakrie Life sempat menyelesaikan kewajiban sebesar Rp 30 miliar. Namun, pembayaran cicilan tersebut tidak berlanjut.
Lagi-lagi para nasabah hanya bisa pasrah seraya berharap Bakrie Life memiliki niat baik menyelesaikan masalah. "Padahal, restrukturisasi pembayaran ini merugikan kami karena menurunkan manfaat bunga dari 13 persen menjadi 9,5 persen,” kata Freddy.
Menurut Anggota TP2DN Bakrie Life, Yoseph, kewajiban Bakrie Life yang tersisa masih Rp 290 miliar kepada 250 nasabah Danamond Investa dengan nilai investasi di atas Rp 200 juta.
Sebelumnya, Kepala Biro Perasuransian Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan (Bapepam-LK) Isa Rachmatarwata mengatakan, Bakrie Life terlambat membayar cicilan karena belum mendapatkan dana. Menurut Isa, Bapepam-LK sudah melayangkan surat teguran ke manajemen Bakrie Life.
Direktur Utama Bakrie Life Timoer Soetanto menyatakan, Bakrie Life berjanji akan menyelesaikan kewajibannya. ”Keterlambatan kali ini terjadi karena dananya masih diusahakan. Mudah-mudahan tidak lama lagi,” kata Timoer kepada KONTAN melalui pesan singkat.
Sekadar mengingatkan, Bakrie Life gagal bayar atas produk Diamond Investa sebesar Rp 360 miliar. Sesuai Surat Kesepakatan Bersama, Bakrie Life menawarkan skema pengembalian dana dengan mencicil, yakni 25 persen di tahun 2010, dibayar empat kali setiap akhir triwulan sebesar 6,25 persen dari dana nasabah. Sebesar 25 persen dilunasi pada tahun 2011 dengan mekanisme serupa. Pembayaran terakhir sebanyak 50 persen di tahun 2012
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Arsip
-
▼
2010
(51)
-
▼
November
(26)
- Politisasi pembiaran kasus kekerasan TKI masih ter...
- Pre-wedding Tanpa Busana ala Adam Hawa
- Gayus Mainan Politik SBY
- Paus pun Tak Suka Pelecehan Seksual
- Tim gabungan untuk Sumiati berangkat ke Jeddah
- Usaha mikro masih sulit akses KUR
- Lagi, Satu Teroris Ditangkap
- Bawa Sumiati ke Mahkamah Internasional
- Polri Tertutup Soal Gayus?
- Bakrie Life selalu Ingkar Janji
- Gayus dan Adnan Buyung Punya Hubungan Khusus
- Harga Premium Tembus Rp16.000 di Pangkalpinang
- G-20 & APEC dinilai gagal
- 158 Penumpang Tewas akibat Pilot Tidur
- PPP Minta Hentikan Pengiriman TKI ke Arab Saudi
- Polri belum Jadwalkan Pemeriksaan Cirus Sinaga
- Baasyir Rayakan Idul Adha Hari Selasa
- 100 Terpidana Mati belum Dieksekusi
- Hingga triwulan III/2010, ekonomi Jatim tumbuh 6,5%
- 2011, GKSI bangun 10 pabrik susu di Jatim
- KPPI ajukan safeguards empat komoditas nonmigas
- Memacu Adrenalin untuk Prestasi
- Sarjana belum pandai pikat investor
- Pemprov Jatim anggarkan Rp25 miliar untuk perkuat ...
- Bulog Jatim bersiap lakukan OP targeted
- Gayus ke Bali dengan Identitas Palsu
-
▼
November
(26)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar