SURABAYA: Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS) Jawa Timur, provinsi menunjukkan, pertumbuhan ekonomi Jatim selama Januari-September 2010 tercatat mencapai 6,5%, lebih tinggi dari angka capaian nasional sebesar 5,8% dengan angka Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) mencapai Rp572,57 triliun.
Kepala BPS Jatim Irlan Indrocahyo mengatakan, pencapaian Jatim cukup bagus, hingga triwulan III/2010 pertumbuhan ekonomi Jatim telah tumbuh di level 6,5%. Besarnya pencapaian tersebut, kata Irlan, dipicu oleh besarnya pertumbuhan sektor perdagangan atau ekspor Jatim, khususnya yang antarpulau. “Kinerja ekonomi Jawa Timur (Jatim) hingga triluwan III/2010 mengalami peningkatan yang cukup signifikan,” kata irlan saat jumpa pers di kantornya hari ini.
Irlan mengatakan, triwulan III/2010 dibanding triwulan II/2010, pertumbuhan ekonomi Jatim mencapai 2,57%. Jika dibanding dengan tahun lalu di triwulan yang sama mengalami pertumbuhan sebesar 7,12%. "Terlebih beberapa fenomena ekonomi pada triwulan III/2010 turut mengerek tingginya kinerja perekonomian Jatim, seperti adanya bulan Ramadan dan hari raya Idul Fitri, banyaknya pengerjaan konstruksi bangunan dan jalan, serta membaiknya kondisi ekonomi global," kata Irlan.
Sementara data BPS merinci, secara kumulatif triwulan III/2010 tercatat pertumbuhan sektor perdagangan, hotel dan restoran mencapai 10,84%, disusul sektor pertambangan dan penggalian sebesar 9,65% serta sektor pengangkutan dan komunikasi sebesar 9,50%. "Kontribusi atau sumber pertumbuhan terbesar disumbang oleh sektor perdagangan, hotel dan restoran sebesar 3,36%, selanjutnya sektor industri pengolahan sebesar 0,96% serta sektor pengangkutan dan komunikasi sebesar 0,60%. Untuk sektor pertanian, hanya menyumbang sekitar 0,44%," kata Irlan.
Data BPS Jatim juga menunjukkan, kontribusi PDRB terbesar masih disumbang oleh tiga sektor yang selama ini menjadi andalan Jatim, yaitu sektor perdagangan, hotel dan restoran, sektor industri pengolahan dan sektor pertanian. Sektor perdagangan, hotel dan restoran, lanjutnya, mampu menyumbang sekitar Rp171,744 triliun atau sekitar 30,38% dari total PDRB Jatim. Disusul industri pengolaha sebesar Rp155,750 triliun atau sekitar 27,20% dan sektor pertanian sebesar Rp96,414 triliun atau sekitar 16,84% dari total PDRB Jatim. (Ashari Purwo)
Kepala BPS Jatim Irlan Indrocahyo mengatakan, pencapaian Jatim cukup bagus, hingga triwulan III/2010 pertumbuhan ekonomi Jatim telah tumbuh di level 6,5%. Besarnya pencapaian tersebut, kata Irlan, dipicu oleh besarnya pertumbuhan sektor perdagangan atau ekspor Jatim, khususnya yang antarpulau. “Kinerja ekonomi Jawa Timur (Jatim) hingga triluwan III/2010 mengalami peningkatan yang cukup signifikan,” kata irlan saat jumpa pers di kantornya hari ini.
Irlan mengatakan, triwulan III/2010 dibanding triwulan II/2010, pertumbuhan ekonomi Jatim mencapai 2,57%. Jika dibanding dengan tahun lalu di triwulan yang sama mengalami pertumbuhan sebesar 7,12%. "Terlebih beberapa fenomena ekonomi pada triwulan III/2010 turut mengerek tingginya kinerja perekonomian Jatim, seperti adanya bulan Ramadan dan hari raya Idul Fitri, banyaknya pengerjaan konstruksi bangunan dan jalan, serta membaiknya kondisi ekonomi global," kata Irlan.
Sementara data BPS merinci, secara kumulatif triwulan III/2010 tercatat pertumbuhan sektor perdagangan, hotel dan restoran mencapai 10,84%, disusul sektor pertambangan dan penggalian sebesar 9,65% serta sektor pengangkutan dan komunikasi sebesar 9,50%. "Kontribusi atau sumber pertumbuhan terbesar disumbang oleh sektor perdagangan, hotel dan restoran sebesar 3,36%, selanjutnya sektor industri pengolahan sebesar 0,96% serta sektor pengangkutan dan komunikasi sebesar 0,60%. Untuk sektor pertanian, hanya menyumbang sekitar 0,44%," kata Irlan.
Data BPS Jatim juga menunjukkan, kontribusi PDRB terbesar masih disumbang oleh tiga sektor yang selama ini menjadi andalan Jatim, yaitu sektor perdagangan, hotel dan restoran, sektor industri pengolahan dan sektor pertanian. Sektor perdagangan, hotel dan restoran, lanjutnya, mampu menyumbang sekitar Rp171,744 triliun atau sekitar 30,38% dari total PDRB Jatim. Disusul industri pengolaha sebesar Rp155,750 triliun atau sekitar 27,20% dan sektor pertanian sebesar Rp96,414 triliun atau sekitar 16,84% dari total PDRB Jatim. (Ashari Purwo)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar