Rabu, 17 November 2010

Bulog Jatim bersiap lakukan OP targeted


SURABAYA: Melihat kecenderungan naiknya harga besar di pasar Jawa Timur (Jatim) Perum Badan Urusan Logistik (Bulog) Divisi Regional (Divre) Jatim telah menyiapkan skema pelaksanaan Operasi Pasar (OP) di wilayah Kerjanya.

OP diperkirakan akan dilaksanakan di akhir tahun 2010 atau di awal tahun 2011 dengan melihat kondisi pasar.

"Kami sudah menyiapkan OP di wilayah Jatim dengan dua skema. Pertama skema OP murni seperti pelaksanaan OP yang biasanya kami lakukan dan kedua OP targeted yaitu OP yang akan dialokasikan langsung untuk Rumah Tangga Sasaran (RTS) seperti program beras untuk rakyat miskin (Raskin)," terang Kepala Perum Bulog Jatim, Agusdin Fariedh di Surabaya, Rabu (17/11/2010).

Pelaksanaan OP targeted tersebut akan dilakukan jika serapan saat pelaksanaan OP murni tidak sesuai dengan target.

"Sebelum hari raya kemarin kami telah melaksanakan OP, tapi hasilnya tidak maksimal. Pasar kurang merespon, padahal kami telah mengalokasikan dengan jumlah tak terbatasan, berapapun permintaan pasar. Tapi nyatanya yang terserap hanya sebesar 26 ton," akunya.

Untuk itu, Fariedh menganggap harus ada skema baru dalam pelaksanaan OP.

"Dan OP targeted ini saya kira sangat pas, karena akan langsung digelontorkan ke Seluruh RTS yang selama ini menerima raskin dengan harga layaknya raskin," terangnya.

Terkait jumlah beras yang akan dialokasikan untuk OP targeted tersebut, Fariedh menyatakan mencapai 46.000 ton, sesuai dengan alokasi raskin dalam satu bulan dengan besaran beras yang diberikan sebanyak 15 kilogram per RTS.

"Dengan langkah ini, kami berharap OP akan bisa dirasakan langsung oleh orang yang membutuhkan," katanya.

Lebih lanjut ia menjelaskan bahwa langkah OP diterapkan karena saat harga beras dipasaran memang terus menunjukkan gelagat kenaikan. Kalau biasanya harga beras jenis medium hanya mencapai Rp5.600 per kilogram, sekarang sudah menjadi Rp6.000 per kilogram atau naik Rp200 per kilogram. Bahkan di Jakarta, kenaikan harga beras sudah mencapai Rp600 per kilogram.

Kondisi ini menurutnya akibat terjadinya gangguan alam yang mengakibatkan turunnya produksi padi secara nasional, juga Jatim.

"Karena stok di pasar dan petani menipis akhirnya harga terus melambungM Dan Bulog sebagai stabilator komoditas beras harus mengantisipasinya dengan melakukan OP" pungkasnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar