Kamis, 19 Agustus 2010

Banjir Rendam Daerah Aman Madiun dan Ngawi

MADIUN: Sedikitnya puluhan rumah di daerah aman banjir Kabupaten Madiun dan Ngawi, Jawa Timur terndam banjir akibat luapan sungai Bengawan Madiun, Jumat (5/2). Tak hanya rumah, air bah juga menggenangi puluhan hektar sawah. Selain membuat jalur utama penghubung antar desa terganggu, ketinggian banjir yang mencapai lutut orang dewasa, membuat sebagian warga bersiaga dan siap mengungsi.

Suradi, 43, warga Desa Sogo, Kecamatan Balerejo, Kabupaten Madiun mengatakan, banjir yang datang tiba-tiba langsung merendam jalan desa hingga masuk ke rumah warga. Akibatnya jalur transportasi antardesa terganggu. Banjir kiriman lereng Gunung Wilis ini merendam tiga desa. Yakni, Desa Sogo, Banaran, dan Pecinan.

Kuatnya arus banjir membuat warga terdampak banjir bersiaga siap mengungsi. Menurut sejumlah warga banjir kali ini merupakan banjir kiriman dari lereng Gunung Wilis Utara. Sebab, di hutan kawasan Saradan dan Pilang Kenceng, hutanya telah gundul. Juga saluran Bengawan Madiun yang sudah mengalami pendangkalan.

“Hujan deras selama beberapa jam pada Kamis (4/2) malam, telah membuat air Sungai Moneng meluap. Akibatnya, air menggenangi jalan-jalan desa dan rumah. Air mulai masuk ke Desa Sogo sekitar pukul 07.30 WIB tadi, hingga akhirnya air masuk ke perkampungan warga. padahal sebelumnya daerah ini merupakan daerah aman dari banjir,” ujar Suradi.

Camat Balerejo, Edy Riswantoro, mengatakan jumlah rumah di Desa Banaran yang terendam sebanyak 34 kepala keluarga (KK), di Desa Pacinan sebanyak tujuh KK, dan di Desa Sogo beruntung hanya menggenangi halaman rumah dan jalan. Selain itu, tanaman padi berumur 40 hari seluas 5 hektare di Desa Banaran dan 7 hektare di Desa Pacinan juga terendam air. 
   
“Ketinggian air bervariasi. Mulai dari 40 sentimeter hingga hampir satu meter. Air mulai memasuki pemukiman warga sekitar pukul 04.00 WIB pagi tadi. Awalnya menggenagi Desa Banaran, lalu Pacinan, dan terakhir Desa Sogo. Hingga siang ini, ketinggian air di sejumlah titik masih mencapai lutut orang dewasa,”ujar Edy Riswantoro.

Pihak kecamatan, tambah Edy Riswantoro,  juga mengimbau kepada warga untuk mewaspadai curah hujan yang masih tinggi, sehingga bencana banjir masih dimungkinkan dapat terjadi lagi. Warga diminta untuk mempersiapkan tempat-tempat yang lebih tinggi dan aman, jika banjir dalam skala besar melanda wilayah ini.

Data dari Bakesbangpolinmas Kabupaten Madiun, selama musim penghujan, wilayah Kabupaten madiun yang rawan banjir meliputi Kecamatan Wungu, Kecamatan Madiun, Kecamatan Balerejo, Kecamatan Pilangkenceng, dan Kecamatan Sawahan.

Sementara itu, banjir yang merendam sejumlah daerah di Kabupaten Madiun, sejak pagi, mulai meluas ke wilayah Kabupaten Ngawi. Banjir dengan ketinggian lutut orang dewasa merendam puluhan rumah warga Desa Babatan Kecamatan Pangkur, serta melumpuhkan jalur transportasi antara Kecamatan Pangkur dan Kwadungan. Banjir terjadi akibat luapan sungai yang sama, Bengawan Madiun.

Banjir juga menyebabkan puluhan hektar berbagai tanaman petani tanaman petani rusak terendam banjir. Warga sendiri tak bisa berbuat banyak atas bencana banjir yang terus merendam kampung mereka hampir setiap tahun.

Tercatat banjir selalu terjadi di Ngawi hampir setiap tahun. Kasus terakhir terjadi tahun 2007 hingga menenggelamkan sebgaian besar wilayah Ngawi hingga memakan 21 korban jiwa.ASHARI PURWO

Tidak ada komentar:

Posting Komentar