Kamis, 19 Agustus 2010

Rupiah perkasa, importir targetkan kenaikan 5%

Ashari Purwo

SURABAYA: Melihat situasi nilai tukar rupiah yang makin perkasa, sejumlah importir Jawa Timur kian gencar mendatangkan barang konsumsi dengan menargetkan kenaikan 5% pada impor komoditas nonmigas.

Ketua Gabungan Importir Nasional Seluruh Indonesia (GINSI) Jatim Judy Purwoko mengatakan, kenaikan angka impor jatim akan terlihat berdasar skala konvensional menguatnya rupiah. Angka impor nonmigas diprediksi naik sebesar 5% dari rata-rata kenaikan pada semester I/2010. “Saat rupiah menguat dipastikan importir akan lebih gencar mendatangkan barang,” kata Judy kepada Bisnis saat dihubungi melalui ponselnya, pagi ini.

Judy menjelaskan, menguatnya rupiah beberapa bulan terkahir, sekira Juli, sangat berdampak pada meningkatnya kebutuhan. Berdasar data rata-rata per hari, sedikitnya 400 dokumen impor masuk melalui pelabuhan Tanjung Perak, Surabaya. Angka tersebut diprediksi naik sebanyak 20 dokumen per hari menyusul penguatan rupiah. “Teori menguatnya finansial sangat berpengaruh pada akses peningkatan kebutuhan,” kata Judy.

Judi menambahkan, kenaikan impor pada komoditas nonmigas pada Juli hingga menjelang Lebaran tidak dapat dielakkan. Hal ini dikarenakan, pola konsumtif warga yang sudah sangat sulit dihindari. “Melihat kondisi itu, importir akan terus menggerojok dengan mendatangkan barang dari luar negeri hingga pertengahan puasa,” kata Judy.

Sementara, data Badan Pusat Stsatistik (BPS) Jatim merinci, impor pada Juni mencapai US$1.050,40 juta atau naik 20,12% dibanding impor non migas bulan Mei 2010 yang hanya mencapai US$874,47 juta. Sedangkan selama Januari–Juni 2010 impor non migas mencapai US$5.611,75 juta atau mengalami kenaikan sebesar 47,88% dibanding periode yang sama tahun 2009 yang mencapai US$3.794,73 juta.

Selama bulan Juni 2010 impor non migas Jawa Timur didominasi oleh besi dan baja dengan nilai US$120,15 juta, diikuti mesin dan pesawat mekanik sebesar US$108,47 juta, ampas sisa industri makanan US$70,92 juta, plastik dan barang dari plastik US$59,19 juta, serta gandum-ganduman sebesar US$52,08 juta.

Menurut negara asal, China merupakan negara pemasok barang impor non migas Jawa Timur terbesar selama bulan Juni 2010 dengan nilai sebesar US$239,92 juta, diikuti Jepang US$78,18 juta, Amerika Serikat US$75,56 juta, Thailand US$68,38 juta dan Argentina sebesar US$57,71 juta. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar